Senin, 07 Maret 2011

Datu Galapang Sihombing

Horas, mauliate di parjumpangan ta on. Ahu Ama Rotua Sihombing No.17 TGS Parhoris. Nuaeng maringanan di Jln Pergaulan 20 Pem. Siantar. Ala kebetulan iba Penasehat di Punguan Borsak Sirumonggur dohot Punguan Tuan Guru Sinomba Pem Siantar.
Godang do pe sipatureon taringot di turi-turian na binahen muna on tarlumobi masalah Padan tu Naibaho dht riwayat ni Datu Galapang.
Hata ni situa-tua mandok : Ansimun so bolaon, barita na so sipaboa-boan do turi-turian on nian, Alai jelas molo di Bona Pasogit Lintongnihuta dht di Sumatra Timur na NYATA dalam di PARADATON ni Borsak Sirumonggur TIDAK PERNAH ADA PADAN antara Lumbantoruan dht Naibaho. Alai madekdek jarum tu ramba, ndang di ida mata aalai di ida roha.....cukup ma di bagas rohanta be i tarlumobi tu gomparan ni DATU GALAPANG. Molo di Paradaton Ndang hea masa masijouan jambar antara Lumbantoruan dht Naibaho isarani na marpadan. Alai hudok hami pe songoni ASA DI PATANGKAS hamu jolo tu angka natua-tua ni Tuan Guru Sinomba mengenai hal on laos paboa hamu pesanhu do i ( Sian AMA ROTUA Ir David Spener Sihombing par Siantar) pasti do godang na mananda ahu, termasuk mantan Ketua Borsak Jakarta Rotua Sihombing/br Silaban. Asa sada hita antong songon dai on aek memutuskan angka na uli - na denggan di paradaton ta i. Dilain kesempatan boi do tulis hononku molo turi-turian ni Datu Galapang na lebih lengkap. Mauliate...botima ....Horas

Hubungan Lumbantoruan dengan Girsang Bag.3


KISAH TRAGIS MENUJU KESUKSESAN – HAGABEON.
Pendahuluan. Kepada Saudaraku Sevilla 99, mohon maaf kalau kisah ini saya tulis dalam blog ini dan utk itu izinkan saya menulis suatu kisah tragis jaman kakek moyangku yg benar2 terjadi dan kenyataan pada waktu Generasi ke 7 dari silsilah Batak yg umum diketahui.
Kisah ini TIDAK BERMAKSUD membuka luka lama dan tidak ada perasaan DENDAM atau BENCI. Permasalahan yg sempat berlarut-larut dan bertahun-tahun malah ber-abad2 telah diselesaikan dengan baik yg dimulai oleh Ds DR Tunggul Sihombing Ephorus HKBP sekitar tahun 1961 yg kemudian berlanjut dengan pembuatan Tugu Girsang di LEHU dan di SITAPPRUNG-NAGASARIBU Siborongborong, maka segala permasalahan telah SELESAI dengan AMAN dan DAMAI.
Saya sendiri dari pihak yang dirugikan dengan kejadian tragis itu berpendapat bahwa itu adalah ciptaan dan jalan Allah untuk membuat HAGABEON di antara marga Sihombing Lumbantoruan.
Mengapa saya harus menulis dalam blog ini??? Karena ditengah marga Sihombing Lumbantoruan kisah ini sudah diketahui secara umum dan bukan hal yang baru. Perlu diketahui sejarah perkembangan marga2 Batak tidak terlepas dari zaman dulu sering terjadi peperangan antar huta dan perslisihan inter marga2.
Si JUARA DAN GURU PENCAK SILAT ( GURU MOCCAK)
Suatu ketika di negeri Siborongborong di huta SITAPPURUNG-NAGASARIBU pada abad ke XV hidup suatu keluarga yang aman damai dari Pomparan ni Raja Hariara Lumbantoruan bernama PARHUDATAR dengan Anaknya yang sulung si Girsang. Parhudatar beserta anak2nya adalah seorang yang baik budi yang hidup rukun damai dengan abangnya Namorapujion dan keluarga Lumbantoruan yg lain.
Girsang sendiri adalah ahli-guru pencak silat yg mashur terkenal disegani di daerah Humbang pada zamannya. Ia kawin dengan Boru Sianturi dari SISAKKAE Paranginan dan berketurunan.
Dia mempunyai PARIBAN atau adik istrinya dan iparnya yg tinggal di Paranginan.
Samapi sekarang di desa SITAPPURUNG arena latihan pencak silat tsb masih ada dan menurut berita rumputpun tak bisa hidup disana.
Didaerah Lintongnihuta hidup keluarga abang si Hariara bernama TUAN GURU SINOMBA dari keturunan Hutagurgur-Raungnabolon-DATU GALAPANG. Semua keluarga Lumbantoruan ini selalu hidup rukun damai dan selalu bahu membahu menghadapi setiap persoalan dan tantangan yg terjadi pada masa itu.
Suatu ketika anak Tuan Guru Sinomba bernama Guru TINOTOHAN ada bermasalah dengan pariban si Girsang tadi dan iparnya Sianturi menyaksikan kejadian tersebut sehingga ia membunuh ipar tsbt. Barang tentu pihak Sianturi tidak berterima, maka sewaktu Girsang mengunjungi mertuanya maka diberitahukanlah kejadian itu. Dengan amarah dan dendam MERTUA-nya meminta Girsang untuk membunuh saudara anak bapatuanya itu. Mertua berkata harus TUBOL yaitu nyawa dibayar nyawa.
Girsang sendiri menolak dengan keras perintah itu dengan menyatakan bahwa Guru Tinotohan itu adalah ABANG atau anak Bapatuanya. Ia berusaha mencari jalan penyelesaian yg lain tetapi Mertuanya menghina dan menghujat si Girsang bahwa tidak benar IA hebat, disegani, juara pencak silat, sakti dll.
Maka dengan berat hati dan bersedih (karena dihina, tdk diakui mertuanya) berucap:” MOLO NA GABE ON DO MAMBAHEN AHU MUNSAT SIAN HUTA ON ” ( Kalau ini yang membuat saya berangkat dari huta ini ) inama dalanhu laho tu nadao. Maka si Girsang dengan temannya hela Sianturi yag lain bermarga Nababan membunuh dan memenggal kepala Guru Tinotohan lalu membawa bukti tersebut lalu MELARIKAN DIRI bersama Si Nababan tadi. Karena pada waktu itu kabar tersebut segera tersiar di tengah keluarga Lumbantoruan yg segera pula dicari-cari oleh saudara2nya maka Girsang menghilangkan identitasnya kalau ada yg bertanya siapa dan dari mana dia.
Sesudah jaman kemerdekaan dan datangnya keKERISTENAN maka kejadian tragis tersebut dimaknai bahwa: Jalan Tuhan itu tidak dapat diketahui dan itu sebagai jalan Girsang dan para keturunannya mendapatkan HAGABEON-HAMORAON-HASANGAPON. Sebelum perdamaian terjadi maka keturunan Parhudatar yg lain yang tinggal di Humbang selalu dikucilkan di masyarakat Sihombing Lumbantoruan dan selalu menderita di
Hagabeon tetapi sekarang sudah mulai bangkit.
Perjalanan Girsang dan Nababan dalam pelarian mereka mungkin dapat ditulis/diceritrakan pada waktu yang lain.
Penulis berharap dan berdoa semoga tidak ada yang merasa dilecehkan atau tersinggung dengan tulisan ini, mudah2an generasi Sihombing Lumbantoruan dan Girsang dapat saling menghargai dan saling hormat menghormati dimanapun berada. Penulis juga sadar bahwa Girsang itu tidak sepenuhnya semua
yang BER-ASAL dari kisah ini, karena memang banyak fakta2 sejarah yang mengarah kesana dalam diaspora marga2 Batak di tanah Simalungun dan kedatangan Ekspedisi Pamalayu jilid II oleh Indrawarman pendiri Kerajaan Hindu SILO di Sumatra Timur.
Akhir kata ” pir ma pokki bahul2 pansalongan, pir ma tondi ni Sihombing Lumbantoruan dohot Girsang sai tongtong ma dipasu-pasu TUHAN “. ” napuran tano-tano rangging marsiranggongan, badan ta padao-dao sai tongtong ma tondinta masigomgoman”
HORAS…BOTIMA….Sekian dan terima kasih…..
Ama Rotua Sihombing.

Hubungan Lumbantoruan dengan Girsang Bag.2


 DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT SE-HARI2 ANTARA MARGA LUMBANTORUAN DAN GIRSANG.
Saya mencoba memaparkan hubungan marga Girsang dan Lumbantoruan di Pematang Siantar dlm kehidupan se-hari2 yang nyata di Pematang Siantar.
Setiap marga Girsang yg bertemu dengan Lumbantoruan pada saat kesempatan dimana pun baik secara formil maupun informil selalu saling hormat menghormati dengan baik. Kami dari marga Lumbantoruan selalu berhati-hati dan menunggu duluan agar mereka lebih duluan bertutur sapa, karena kami mengerti dan mengetahui bahwa TIDAK SEMUA marga Girsang itu ada hubungan dengan kami.
Bilamana mereka Girsang itu telah memberitahukan siapa mereka, umpama dari Lehu dan Silimakuta yg ada hubungan sejarah dengan RUSA maka barulah kami berani berkomunikasi lebih lanjut.
Sudah menjadi bagian sejarah marga2 Batak bahwa setiap marga itu mempunyai asalusul atau silsilah masing2. Memang orang Batak ini sungguh unik diantara suku2 di Indonesia dimana Silsilah itu amat penting, pada hal kegunaannya belum tentu ada di setiap event.
Lumbantoruan prinsipnya berpendapat dan mengerti bahwa tidak semua Girsang bermula dari Lumbantoruan
karena fakta2 sejarah memang demikian. (Salah satu dapat dilihat dari buku sejarah Runtuhnya Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia oleh Prof. Slamet Mulyana).
Suatu marga baru yg muncul atau lahir dari marga lama adalah sesuatu yg banyak terjadi di marga2 Batak dan itu diakui menjadi kenyataan dan keberadaannya diakui dan tidak dipersoalkan apalagi pada jaman sebelum kemerdekaan Republik Indonesia . Itu merupakan kekayaan khazanah marga2 Batak yg menunjukkan Hagabeon Hasangapon dan Hamoraon.
Di Pematang Siantar hubungan Girsang dan Lumbantoruan sangat baik dan akur yg saling hormat menhormati dan mengakui eksistensi marga itu sendiri yg menjadi kenyataan dlm bermasyarakat. Dimana sekarang adalah tabu saling kawin mengawini ( Kalaupun ada sangat jarang terdengar dan mungkin pada saat itu belum mengerti tentang hubugan Girsang dan Lumbantoruan).
Saya sendiri begitu banyak mengenal saudara2ku Girsang di Siantar tidak langsung berani berkata hita adong do hubungan kekeluargaan, kecuali kalau sudah pernah memberitahu tarombonya. Jadi bukan masalah men-dekat2kan diri atau ada vested interested. Molo adong ulaon paradatan di Sihombing sai di jouhon do parjambaran tu Girsang, bukanlah mengada-ada tapi menghormati,sedangkan marga2 lain digorahon.
Diantara marga Girsang sudah banyak jadi orang BESAR, KAYA, TERHORMAT, MARPANGKAT, PANDAI dll, kami berdoa agar menjadi marga NAMORA, NAGABE,NASANGAP kedepan, dan menjaga kesatuan dan persatuan.
Kalaupun ada perbedaan persepsi tentang asal usul atau tarombo, terutama pada generasi muda, mari itu kita jadikan sebagai kekayaan budaya untuk lebih mempersatukan Girsang.
Akhir kata mari kita saling menjaga kerukunan dan kerhormatan kita masing2 marga Sihombing Lubantoruan dan Girsang.
” Legan do bulung jior, angur do bulung ni bane2, denggan do parhata tigor lobi dear do siboan DAME”
Horas….Ama Rotua Sihombing

Hubungan Lumbantoruan dengan Girsang


Sudah banyak terjadi bahwa satu marga dapat timbul atau terjadi dari marga lain, maaf kl dpt saya sebut marga induk. Bilamana marga2 yg muncul tsb tidak MENGAKUI fakta2 sejarah, maka itu terserah kepada yg bersangkutan. Kita semua konsisten mengakui marga kita sendiri bukanlah krn Internet. Mohon maaf se-besar2nya jg kami haturkan bila tulisan saya ini membuat orang sebagian tersinggung, tp paling tidak kami hanya memberitakan apa yg kami ketahui wl baru sedikit dari apa yg telah dikatakan kakek kami turun temurun. Bilamana tulisan ini tdk berkenan pada saudara2ku mohon anggap saja angin lalu. Pada hakekatnya tidak ada maksud2 tertentu apapun bentuknya sbg tujuan tulisan ini.
1. Pada prinsipnya di kalangan marga Sihombing Lumbantoruan Borsak Sirumonggur tidaklah benar memintaminta Girsang agar bagian dari Sihombing.
2. Marga Sihombing sudah besar dan banyak jumlahnya, tapi kami masih perlu untuk mencari bilamana ada dari Silsilah yg masih hilang dan jelas keberadannya.
3. Marga Sihombing akan TETAP MENGHARGAI dan MENGAKUI keberadaan marga GIRSANG sebagai suatu kenyataan.
4. Bagi sebahagian GIRSANG baik yg dari LEHU, SIMALUNGUN, KARO yg mengakui marga induk dari Lumbantoruan diharapkan tetap mempertahankan eksistensinya dan kami berdoa pada Tuhan YME tetap diberkahi hamoraon, hagabeon, hasangapon.
5. Untuk siapa saja yang ingin mengetahui TONA (Pesan) kakek kami turun temurun mengenai Girsang maka dengan sangat berbahagia dapat kami memberikannya TANPA pretensi apa2.
Semoga marga Girsang selalu diberkati Allah dimanapun berada menjadi marga yang besar.
Horas..mauliate…botima